Belajar Berdakwah di Keluarga Sendiri

Suasana malam di kediaman keluarga Syamsudin, which is adalah keluarga saya kian terasa ramai. Mungkin apa karena, melepas kangen dengan anggota keluarganya yang seminggu lamanya melancong ke negeri orang, atau karena memang mereka sudah menunggu untuk menodong oleh-oleh yang sudah mereka titipkan kepada saya. Hm..intinya jelas, sambil menyelam minum air. Sembari mereka menodong oleh-oleh, mereka juga menodong cerita dan pengalaman saya di Singapura. Terutama Ibu. Beliau sangat exciting dengan segala cerita dan pengalaman kerja dengan orang-orang asing di sana.  Belum lagi, adik saya Nada yang dengan gaya super duper sok taunya, belagak paling langganan berkunjung ke Singapura karena bertanding bulutangkis itu berkali-kali mendikte saya seperti, ke Universal enggak?, naek MRT enggak?, nyobain ice cream di Orchard enggak?, and bla bla bla…

Maklumlah, selama di sana saya memang tidak pernah me-update apa pun di sosial media tentang kegiatan saya di sana. Karena bagi saya, kehidupan saya di dunia nyata adalah dunia saya pribadi dan dunia maya adalah dunia suka-suka. Jadi, suka-suka saya mau share atau tidak. Emang sih, hasilnya beberapa teman saya kesulitan melacak keberadaan saya. Hm..Sumoon, maaf ya.. 😦 😀

Namun, setiba di rumah seluruh foto-foto saya coba tunjukkan ke anggota keluarga tersayang. Selagi mempertontokan foto-foto itu, tiba-tiba Ayah, yang biasa saya panggil Papah itu membuka topik pembicaraan.

“Kamu tau enggak ada perubahan loh di kompel rumah kita?”. Tanya Papahku sambil melahap ubi rebus di meja ruang keluarga.

“Apa?. Belum tau”. Jawa saya dengan santai.

Tidak lama, Ibu (Mamah) memberikan saya secarik kertas yang berkepalakan surat “DKM AL-MUQOROBIN” dengan prihal pemberitahuan. Sekilat mungkin saya membaca satu persatu kalimat yang tertera di sana. Hingga di akhir paragraf adalah “Susunan Pengurus Baru Masjid Al-Muqorobin”. Dan, Kejutaaaaaaaaan Cetar membahana membelalak mata saya. Nama Papah saya, ada di deeretan nama-nama anggota tersebut sebagai Wakil Ketua DKM Masjid Al-Muqorobin.

“Subhanallah..!, ini seriusan ?”. Tanya saya penasaran sambil meyakinkan.

“Beneran lah. Jadi sekarang, kita anaknya wakil ketua DKM Masjid Al-Muqorobin”. Ujar Nada sambil melahap potonga-potongan kecil ubi rebus.

Mendengar itu, saya langsung tertawa. “Kok bisa pah?”.

Akhirnya Ayah, menjelaskan kronologisnya. Pertama, memang anggota DKM ini adalah susunan keanggotaan yang diupayakan ada perubahaan. Kedua, Ayah saya sudah pensiun. Ketiga, alasan akumulatif kali ini cukup sakral. Yakni, karena Ayah saya rajin sholat berjamaah di Masjid.

“Ngurus DKM itu juga perlu Manajerial, Kak. Ya..walaupun juz 30 Papah belom hafal semua”.  Tegas Ayah dengan hawa bijaksana. “Emangnya kamu doang yang bisa jadi ketua rohis?!. Papah juga bisa, walaupun wakil. haha”. Ledek Ayah dengan spontan.

Jujur, ada rasa syukur teramat dalam melihat keluarga saya seperti ini. Ayah memang bukan tergolong ajeungan yang sangat paham ilmu fikih agama dan hafalan surat-surat Al-Quran. Tetapi saya percaya, dengan jalan menjadikan dirinya sebagai wakil ketua DKM tentu akan ada keinginan juga untuk terus mengisi ruhiah dengan bimbingan yang baik. Mungkin dengan ilmu duniawi, Manajemen yang baik dimiliki Ayah, dapat memberikan perubahan yang baik.

Lain cerita Ayah, lain juga cerita kakak saya, Jaka. Entah apa yang harus saya ucapakan selain kalimat hamdalah. Saya sebagai adik, merasa bersyukur melihat perubahan yang signifikan di diri Kakak saya. Sekarang, amalan yaumi terbilang rajin. Tidak pernah lupa untuk sholat berjamaah di masji, Sholat Qiyamulail, bahkan dia yang membangunkan saya untuk bangun 1/3 malam. Selain itu, ia juga yang memompa semangat untuk One Day One Juz. 

Tentu, yang senang melihat kondisi ini adalah kedua orang tua saya bukan?!. Kami sebagai anak-anak mu, akan berusaha untuk lebih baik Mah, Pah. Terus menjadi anak yang sholeh dan sholeha.

Memang, dakwah utama adalah berdakwah di keluarga sendiri. Utama karena tantangannya pun sangat berat. Tapi lambat laun, kami pun ditemukan titik kesamaan yang baik. Dan ini bukanlah akhir dari segalanya. Semoga tetap istiqomah dan amanah.

Adioss.

 

Tinggalkan komentar